WISATACIREBON.COM – Majalengka Menuju Kawasan Industri Strategis: Menyiapkan SDM Lokal untuk Metropolitan Rebana | Majalengka sebuah kabupaten yang terletak di wilayah timur Provinsi Jawa Barat, kini tengah bersiap menjadi bagian penting dari transformasi besar-besaran di kawasan utara Jawa Barat. Dalam momentum peringatan Hari Jadi Majalengka ke-535, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan gagasannya yang penuh visi tentang masa depan Majalengka, terutama bagian utaranya. Kawasan ini diproyeksikan menjadi pusat industri strategis dalam pengembangan megaproyek kawasan Metropolitan Rebana.
“Majalengka bagian utara akan menjadi kawasan industri strategis,” ujar Gubernur yang akrab disapa KDM itu dalam Rapat Paripurna DPRD Majalengka di Pendopo Gedung Negara, sebuah forum resmi yang juga menjadi momen refleksi penting bagi perjalanan panjang Kabupaten Majalengka.
Pernyataan KDM bukan sekadar wacana. Ini adalah panggilan bagi seluruh elemen masyarakat Majalengka untuk bersiap diri. Menyambut hadirnya berbagai industri besar di kawasan Rebana—yang meliputi Cirebon, Patimban, dan Kertajati—Majalengka perlu memperkuat pondasi Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang unggul, baik secara akademis maupun mentalitas kerja.
Rebana Metropolitan: Arah Baru Pembangunan Jawa Barat – Metropolitan Rebana adalah sebuah konsep pengembangan kawasan strategis yang mencakup beberapa daerah di Jawa Barat bagian timur, termasuk Majalengka, Subang, Indramayu, hingga Cirebon. Proyek ini berfokus pada penguatan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, kawasan industri, dan kawasan permukiman modern yang terintegrasi.
Dengan posisi geografis yang strategis, didukung oleh keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati serta akses ke Pelabuhan Patimban, Majalengka, khususnya bagian utara, kini menjadi magnet baru bagi investor. Berbagai sektor industri, mulai dari otomotif, manufaktur, hingga logistik, diproyeksikan akan tumbuh pesat di kawasan ini.
Namun, pertumbuhan industri tanpa kesiapan SDM lokal hanya akan mengundang pekerja dari luar daerah. Inilah yang menjadi perhatian utama Gubernur Dedi Mulyadi. Ia menekankan bahwa pembangunan kawasan industri harus diiringi dengan pembangunan manusia yang siap bekerja, mampu bersaing, dan memiliki integritas.
Pendidikan Sebagai Kunci Masa Depan: SMK dan Perguruan Tinggi Harus Adaptif – Gubernur Dedi menyampaikan bahwa salah satu prioritas utama dalam menyambut perkembangan kawasan industri adalah pembenahan sistem pendidikan di Majalengka. Ia menegaskan pentingnya pengembangan program studi di perguruan tinggi yang berbasis kebutuhan pasar.
“Yang harus dibangun pertama adalah pengembangan pendidikan tinggi berbasis pasar. SMK juga dorong pertumbuhannya supaya menguasai industri Rebana,” ujar KDM.
Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bagi institusi pendidikan, terutama sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi lokal, untuk meninjau ulang kurikulum dan jurusan yang ada. Jika ingin SDM lokal memiliki daya saing, maka pendidikan tidak boleh berjalan di jalur yang berbeda dengan arah perkembangan industri.
Misalnya, jika industri otomotif akan berkembang di Majalengka, maka sudah saatnya SMK membuka jurusan otomotif dengan peralatan praktik mutakhir. Jika sektor logistik dan manajemen rantai pasok menjadi andalan, maka kampus-kampus lokal perlu menyiapkan jurusan yang sesuai. Pendekatan ini tidak hanya menjamin serapan tenaga kerja lokal, tapi juga mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat secara langsung.
Sikap dan Karakter SDM Tak Kalah Penting dari Kompetensi Teknis: Namun, kesiapan tenaga kerja tidak cukup hanya dari sisi keahlian teknis. KDM menekankan bahwa mentalitas dan karakter pekerja juga harus menjadi fokus utama pembangunan SDM. Ia memperingatkan bahwa tanpa sikap dan etos kerja yang baik, industri-industri besar yang hadir di Majalengka akan lebih memilih merekrut tenaga kerja dari luar daerah.
“Sikap mentalnya juga harus dibangun. Kalau tidak, maka pabrik akan diisi oleh SDM dari wilayah lain,” kata KDM tegas.
Untuk itu, ia memperkenalkan konsep pendidikan karakter yang disebut “Manusia Panca Waluya”, yaitu manusia yang cageur (sehat jasmani), bageur (berperilaku baik), bener (berintegritas), pinter (cerdas), dan singer (tanggap atau cepat beradaptasi). Kelima nilai ini diyakini sebagai fondasi yang kuat untuk menciptakan tenaga kerja lokal yang bukan hanya cakap bekerja, tapi juga bertanggung jawab, jujur, dan memiliki semangat gotong royong.
Model pendidikan karakter seperti ini seharusnya menjadi bagian dari kurikulum formal maupun informal di sekolah-sekolah. Selain itu, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam membentuk mentalitas generasi muda Majalengka.
Industri Mulai Tumbuh: Momentum yang Tidak Boleh Dilewatkan – Saat ini, berbagai industri sudah mulai tumbuh di wilayah Majalengka, bahkan meluas ke daerah sekitar seperti Cirebon, Indramayu, dan Subang. Fenomena ini menunjukkan bahwa pengembangan Metropolitan Rebana bukan lagi sekadar rencana di atas kertas, melainkan sedang berjalan dan akan terus berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Bagi Majalengka, ini adalah momentum emas yang tidak boleh dilewatkan. Investasi yang masuk akan menciptakan ribuan lapangan kerja, memperluas jaringan usaha kecil menengah, serta membuka peluang baru bagi peningkatan taraf hidup masyarakat. Namun, semua itu hanya bisa diraih jika masyarakat lokal mampu menjadi pelaku utama dalam perubahan ini, bukan hanya penonton.
Hari Jadi Majalengka ke-535: Momentum Refleksi dan Arah Baru Pembangunan – Dalam rangkaian perayaan Hari Jadi Majalengka yang ke-535, Gubernur Dedi Mulyadi mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, pelaku pendidikan, tokoh masyarakat, hingga generasi muda, untuk bersama-sama membangun Majalengka yang lebih baik.
Dengan mengusung tema “Ngahiji Ngawangun Majalengka Langkung Sae”, yang berarti “Bersatu Membangun Majalengka yang Lebih Baik”, KDM menekankan pentingnya kolaborasi dan persatuan dalam menghadapi tantangan pembangunan ke depan.
“Mudah-mudahan ke depan Majalengka lebih baik lagi masyarakatnya, makin bagus pembangunannya, meningkat pendapatannya, pendidikannya, dan derajat kesehatan masyarakatnya,” harap Gubernur Dedi.
Tema ini mencerminkan semangat gotong royong dan optimisme bahwa masa depan Majalengka ada di tangan masyarakatnya sendiri. Dengan semangat persatuan, transformasi ekonomi berbasis industri dapat diwujudkan dengan cara yang inklusif dan berkeadilan.
Majalengka di Ambang Transformasi Besar – Majalengka bukan lagi sekadar daerah penyangga, melainkan calon pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat. Dengan masuknya Majalengka dalam peta strategis Rebana Metropolitan, masa depan yang lebih cerah sedang menanti. Namun, semua itu tidak akan tercapai tanpa kesiapan masyarakatnya, terutama dalam hal kompetensi, karakter, dan semangat untuk maju.
Gubernur Dedi Mulyadi telah memberikan arah dan peta jalan. Kini, tantangannya adalah bagaimana seluruh elemen masyarakat bisa bekerja sama, menyambut perubahan ini bukan dengan rasa takut, tetapi dengan semangat belajar, berinovasi, dan menjaga nilai-nilai luhur lokal.
Majalengka punya semua modal untuk tumbuh menjadi daerah termaju di Jawa Barat. Tinggal bagaimana semua pihak bersatu, bekerja nyata, dan tidak ragu untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik.